Quick Take 100 sendiri dirilis kali pertama di ajang Tokyo Mac World pada bulan Februari 1995. Debut perdananya dimulai tiga bulan setelah peluncurannya. Waktu itu, kamera ini dijual dengan harga USD 749, sekitar Rp 6,7 juta untuk kurs mata uang saat ini.
Kamera yang hanya bekerja di komputer Apple itu memiliki desain seperti binokular dan berbobot satu pound. Terlihat juga logo Apple yang masih dibalut dengan warna pelangi.
Jangan bandingkan dengan resolusi kamera zaman sekarang yang sebagian besar mematoknya di resolusi tinggi. Saat itu, Quick Take 100 hanya dibekali keuatan 0,3 MP dengan resolusi maksimal 640x480. Tenaganya sendiri berasal dari baterai AA.
Untuk kapasitas penyimpan, pengguna juga tidak seleluasa sekarang dalam mengambil foto. Ia hanya memiliki flash memory sebesar 1 MB. Dalam resolusi penuh ia 'menampung' 8 foto, dan 32 foto di ukuran 320x240.
Tak ada layar preview di piranti ini. Maka saat pengguna ingin melihat hasilnya, maka foto-foto tersebut harus di-download dulu. Autofocus serta kemampuan zooming juga absen, dikarenakan lensa yang dipasangkan adalah lensa fix.
Kehadiran Quick Take 100 itu diikuti oleh Quick Take 150 yang menambahkan dukungan Windows. Kemudian seri 200 kembali menggebrak pasar, di mana pembuatannya dilakukan oleh Fujifilm.
Untuk yang seri 200, ia sudah mendapat tambahan fokus dan kontrol aperture serta removable storage. Demikian seperti dikutip detikINET dari Cnet, Jumat (4/5/2012).
Perjalanan QuickTake ternyata tak cukup lama. Lini kamera ini dihentikan pada tahun 1997 tak lama setelah Steve Jobs kembali ke Apple. Di bawah kepemimpinan Jobs, beberapa produk yang dianggap bukan bisnis inti Apple memang disetop, termasuk Newton PDA dan printer LaserWriter.
Segera setelah Apple membunuh QuickTake, perusahaan fotografi seperti Kodak, Fujifilm, Canon dan Nikon langsung mulai merilis kamera digital. Apakah nantinya Apple akan kembali bekiprah di ranah kamera lagi setelah Steve Jobs tiada? Siapa tahu!
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar